img.emoticon { padding: 0; margin: 0; border: 0; }]]
Sharing dengan blog yuuuk ... Berbagi itu indah ... Berbagi itu membawa berkah ...

Selasa, 26 April 2011

¤Mahallul Qiyam¤

Allah,
Yaa Nabi Salaam Alaika...
Yaa Rasul Salaam Alaika...
Yaa Habib Salaam Alaika...
Sholawatulah Alaika...

Asyraqal kawnub tihaajan,
Alam bersinar-sinar bersuka ria.

Biwujudil musthafaa ahmad,
Menyambut
kelahiran al-Musthafa Ahmad.

Wa li ahnil kawni un sun,
Riang gembira
meliputi penghuninya.

Wa suruurun qad tajaddad,
Sambung-menyambung tiada henti.

Yaa Nabi Salaam Alaika...
Yaa Rasul Salaam Alaika...
Yaa Habib Salaam Alaika...
Sholawatulah Alaika...

Fathrabuu yaa ahlal
matsyaanii,
Berbahagialah wahai pengikut
al-Quran.

Fahazaarul yumni gharrad,
Burung-burung
kemujuran kini berkicau.

Wastadhii ’uu bi jamaalin,
Bersuluhan
dengan sinar keindahan.

Faaqa fil husni tafarrad,
Mengungguli semua
yang indah tiada banding.

Yaa Nabi Salaam Alaika...
Yaa Rasul Salaam Alaika...
Yaa Habib Salaam Alaika...
Sholawatulah Alaika...

Walanaal busyraa bisa’din,
Kini wajiblah kita
bersuka cita.

Mustamirrin laysa yanfad,
Dengan
keberuntungan terus-menerus tiada
habisnya.

Haytsu uutiinaa ‘athaa an,
Manakala kita
memperoleh anugerah

Jama ’al fakhral muu abbad,
Padanya
terpadu kebanggaan abadi.

Yaa Nabi Salaam Alaika...
Yaa Rasul Salaam Alaika...
Yaa Habib Salaam Alaika...
Sholawatulah Alaika...

Fali rabbi kullu hamdin,
Bagi Tuhanku segala
puji.

Jalla an yahshura hul ‘ad,
Tiada bilangan
mampu mencukupinya.

Idz habaa naabi wujuudil al-mushthafaal
haadii Muhammad,
Atas penghormatan yang dilimpahkan-Nya
bagi kita dengan lahirnya al-Musthafa al-
Haadi Muhammad.

Yaa Nabi Salaam Alaika...
Yaa Rasul Salaam Alaika...
Yaa Habib Salaam Alaika...
Sholawatulah Alaika...

Yaa rasuulal-laahi ahlan,Yaa Rasulullah,
selamat datang

Bika inna bika nas’ad,
Sungguh kami
beruntung dengan kehadiranmu

Wabijaahih yaa ilaahii,
Semoga Engkau
berkenan memberi nikmat karunia-
Mu,

Judwa balligh kulla
maqsh ’ad,
Mengantarkan kami ke tujuan
idaman.

Yaa Nabi Salaam Alaika...
Yaa Rasul Salaam Alaika...
Yaa Habib Salaam Alaika...
Sholawatulah Alaika...

Wahdinaa nahja sabiilih,
Tunjukilah kami
jalan yang ia tempuh.

Kay bihii nus ’ad wa nursyad,
Agar dengannya kami bahagia dan memperoleh
kebaikan yang melimpah.

Rabbi ballighnaa bijaahih,
Tuhanku, demi
mulia kedudukannya di sisi-Mu

Fii jiwaarihi khayra maq ’ad,
Tempatkanlah
kami sebaik-baiknya di sisinya.

Yaa Nabi Salaam Alaika...
Yaa Rasul Salaam Alaika...
Yaa Habib Salaam Alaika...
Sholawatulah Alaika...

Washalaatul-laahi taghsyaa,
Semoga
shalawat Allah meliputi selalu.

Asyrafar rusli
Muhammad,
Rasul paling mulia,
Muhammad.

Wasalaamun mustamirrun,
Dan salam
terus-menerus.

Kulla hiinin yatajaddad,
Silih berganti setiap
saat.

Shollallahu 'alaa Muhammad Marhaban,
Shollallahu alaihi wasalam Marhaban.

A ’uudzubillaahi
minasy syaythaanir rajiim,
Bismillaahir
rahmaanir rahiim,

Innallaaha wa malaa-
ikatahuu yushalluuna ‘alan Nabiiyyi/yaa
ayyuhal ladziina ‘aamanu shalluu ‘alayhi wa
sallimu tasliimaa.

Senin, 25 April 2011

Si Penggali Parit

Umar bin Khattab tidak saja di kenal sebagai khalifah yang berwibawa, tapi juga sederhana dan merakyat. Untuk mengetahui keadaan rakyatnya, Umar tak segan-segan menyamar jadi rakyat biasa. 

Ia sering berjalan-jalan ke pelosok desa seorang diri. Pada saat seperti itu tak seorang pun mengenalinya bahwa ia sesungguhnya kepala pemerintahan. Kalau ia menjumpai rakyatnya sedang kesusahan, ia pun segera memberi bantuan.

Umar sadar, apa yang ada di tangannya saat itu bukanlah miliknya melainkan milik rakyat. Untuk itu Umar melarang keras anggota keluarganya berfoya-foya. Ia selalu berhemat dalam menggunakan keperluannya sehari-hari. Karena hematnya, untuk menggunakan lampu saja keluarga amirulmukminin ini amat berhati-hati. Lampu minyak itu baru dinyalakan bila ada pembicaraan penting. Jika tidak, lebih baik tidak pakai lampu.

"Anak-anakku, lebih baik kita bicara dalam gelap. Sebab, minyak yang digunakan untuk menyalakan lampu ini milik rakyat!" sahut khalifah ketika anaknya ingin bicara di tengah malam.

Dalam hidupnya, Umar senantiasa memegang teguh amanat yang diembankan rakyat di pundaknya. Pribadi Umar yang begitu mulia terdengar dimana-mana. Seluruh rakyat sangat menghormatinya. Rupanya, cerita tentang keagungan Khalifah Umar ini terdengar pula oleh seorang raja negara tetangga. Raja tertarik dan ingin sekali bertemu dengan Umar.

Maka pada suatu hari dipersiapkanlah tentara kerajaan untuk mengawalnya berkunjung ke pemerintahan Umar. Ketika raja itu sampai di gerbang kota Madinah, dilihatnya seorang lelaki sedang sibuk menggali parit dan membersihkan got di pinggir jalan. Lalu, di panggilnya laki-laki itu.

"Wahai saudaraku!" seru raja sambil duduk di atas pelana kuda kebesarannya.

"Bisakah kau menunjukkan di mana letak istana dan singgasana Umar?" tanyanya kemudian. Lelaki itu segera menghentikan pekerjaannya. Lalu, ia memberi hormat.

"Wahai Tuan, Umar manakah yang Tuan maksudkan?" si penggali parit balik bertanya." Umar bin Khattab kepala pemerintahan kerajaan Islam yang terkenal bijaksana dan gagah berani," kata raja. Lelaki penggali parit itu tersenyum. "Tuan salah terka. Umar bin Khattab kepala pemerintahan Islam sebenarnya tidak punya istana dan singgasana seperti yang tuan duga. Ia orang biasa seperti saya," terang si penggali parit,".

"Ah benarkah? Mana mungkin kepala pemerintahan Islam yang terkenal agung seantero negeri itu tak punya istana?" raja itu mengerutkan dahinya.

"Tuan tidak percaya? Baiklah, ikuti saya," sahut penggali parit itu.

Lalu diajaknya rombongan raja itu menuju "istana" Umar. Setelah berjalan menelusuri lorong-lorong kampung, pasar, dan kota, akhirnya mereka tiba di depan sebuah rumah sederhana. Diajaknya tamu kerajaan itu masuk dan dipersilakannya duduk.

Penggali parit itu pergi ke belakang dan ganti pakaian. Setelah itu ditemuinya tamu kerajaan itu. "Sekarang antarkanlah kami ke kerajaan Umar!"kata raja itu tak sabar.

Penggali parit tersenyum. "Tuan raja, tadi sudah saya katakan bahwa Umar bin Khattab tidak mempunyai kerajaan. Bila tuan masih juga bertanya di mana letak kerajaan Umar itu, maka saat ini juga tuan-tuan sedang berada di dalam istana Umar!"

Hah?!" Raja dan para pengawalnya terbelalak. Tentu saja mereka terkejut. Sebab, rumah yang di masukinya itu tidak menggambarkan sedikitpun sebagai pusat kerajaan. Meski rumah itu tampak bersih dan tersusun rapi, namun sangat sederhana.

Rupanya raja tak mau percaya begitu saja. Ia pun mengeluarkan pedangnya. Lalu berdiri sambil mengacungkan pedangnya.

"Jangan coba-coba menipuku! Pedang ini bisa memotong lehermu dalam sekejap!" ancamnya melotot.

Penggali parit itu tetap tersenyum. Lalu dengan tenangnya, ia pun berdiri." Di sini tidak ada rakyat yang berani berbohong. Bila ada, maka belum bicara pun pedang telah menebas lehernya. Letakkanlah pedang Tuan. Tak pantas kita bertengkar di istana Umar," kata penggali parit. Dengan tenang ia memegang pedang raja dan memasukkannya kembali pada sarungnya.

Raja terkesima melihat keberanian dan ketenangan si penggali parit. Antara percaya dan tidak, dipandanginya wajah penggali parit itu. Lantas, ia menebarkan kembali pandangannya menyaksikan "istana" Umar itu. Muncullah pelayan-pelayan dan pengawal-pengawal untuk menjamu mereka dengan upacara kebesaran. Namun, raja itu belum juga percaya.

"Benarkah ini istana Umar?"tanyanya pada pelayan-pelayan.

"Betul, Tuanku, inilah istana Umar bin Khattab," jawab salah seorang pelayan.

"Baiklah," katanya. Raja memang harus mempercayai ucapan pelayan itu.

"Tapi, dimanakah Umar? Tunjukkan padaku, aku ingin sekali bertemu dengannya dan bersalaman dengannya!" ujar sang raja.

Dengan sopan pelayan itu pun menunjuk ke arah lelaki penggali parit yang duduk di hadapan raja." Yang duduk di hadapan Tuan adalah Khalifah Umar bin Khattab" sahut pelayan itu.

"Hah?!" Raja kini benar-benar tercengang. Begitu pula para pengawalnya.

"Jad...jadi, anda Khalifah Umar itu...?" tanya raja dengan tergagap.

Si penggali parit mengangguk sambil tersenyum ramah.

"Sejak kita pertemu pertama kali di pintu gerbang kota Madinah, sebenarnya Tuan sudah berhadapan dengan Umar bin Khattab!" ujarnya dengan tenang.

Kemudian raja itu pun langsung menubruk Umar dan memeluknya erat sekali. Ia sangat terharu bahkan menangis melihat kesederhanaan Umar. Ia tak menyangka, Khalifah yang namanya disegani di seluruh negeri itu, ternyata rela menggali parit seorang diri di pinggir kota.

Sejak itu, raja selalu mengirim rakyatnya ke kota Madinah untuk mempelajari agama Islam.

TAMAT

Young child reading quran



IPA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Tahun Pelajaran 2010-2011
A.    Identitas
Nama Sekolah             : MI. Thalabul Khair
Mata Pelajaran            : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Kelas/Semester            : II (Dua)/ 1 (Satu)
Standar Kompetensi   :
1.   Mengenal bagian-bagian utama tubuh hewan dan tumbuhan, pertumbuhan hewan dan tumbuhan serta berbagai tempat hidup makhluk hidup.
Kompetensi Dasar       :
1.2 Mengenal pertumbuhan hewan
Indikator                     :
·      Menyebutkan urutan pertumbuhan hewan (ayam) dari telur hingga dewasa
·      Menyebutkan urutan pertumbuhan hewan (kucing) dari baru lahir hingga dewasa
·      Mengurutkan gambar pertumbuhan hewan (ayam dan kucing)
Alokasi Waktu            : 1 x 15 menit ( 1 kali pertemuan )

B.     Tujuan Pembelajaran   :
·      Siswa mampu menyebutkan urutan pertumbuhan hewan (ayam) dari telur hingga dewasa
·      Siswa mampu menyebutkan urutan pertumbuhan hewan (kucing) dari anak kucing hingga dewasa
·      Siswa mengurutkan gambar pertumbuhan hewan (ayam dan kucing)

C.     Materi Pembelajaran (Materi Pokok)
Pertumbuhan Hewan
Setiap makhluk hidup mengalami pertumbuhan misalnya ayam. Anak ayam akan menjadi ayam dewasa. Ukuran tubuhnya akan semakin besar. Anak ayam berasal dari telur yang dierami maka akan menetas menjadi anak ayam. Setelah beberapa bulan, anak ayam tumbuh menjadi ayam dewasa. Sama halnya dengan kucing, kucing juga tumbuh menjadi besar, akan tetapi kucing berbeda dengan ayam. Kucing dilahirkan bukan berasal dari telur. Kucing pun tumbuh menjadi anak kucing lalu menjadi kucing dewasa.

D.    Metode Pembelajaran
·         Ceramah
·         Tanya Jawab
·         Penugasan kelompok

E.     Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal:
·         Memberi salam kepada siswa dan memulai pelajaran dengan membaca basmallah
·         Memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, dan kerapian kelas
·         Apersepsi: meminta siswa untuk menyebutkan hewan peliharaan yang mereka miliki (ketahui), seperti ayam dan kucing
·         Memotivasi: membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran siswa untuk menguasai materi tentang pertumbuhan hewan
·         Meminta siswa menyiapkan buku teks IPA
Kegiatan Inti:
·         Guru menjelaskan mengenai pertumbuhan ayam
·         Konfirmasi: Guru melakukan tanya jawab terhadap siswa untuk mengetahui pemahaman mengenai pertumbuhan ayam
·         Guru menjelaskan mengenai pertumbuhan kucing
·         Konfirmasi: Guru melakukan tanya jawab terhadap siswa untuk mengetahui pemahaman mengenai pertumbuhan ayam dan kucing
·         Guru memberikan penugasan secara kelompok untuk mengurutkan pertumbuhan hewan

Kegiatan Penutup:
·         Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah disampaikan
·         Siswa menyalin simpulan dalam buku catatan masing-masing
·         Guru menugaskan siswa untuk mempelajari materi berikutnya di rumah
·         Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan Hamdalah dan Salam

F.      Sumber Belajar
·         Buku IPA Seri Tematik Kelas II SD dan MI, Sri Lestari, dkk
·         Gambar ayam dan kucing

G.    Penilaian Hasil Belajar
a)      Teknik Penilaian
-          Tes lisan dan tes tertulis
-          Tes unjuk kerja : uji petik kerja prosedur
b)      Bentuk Instrumen
-          Tes lisan atau tes tertulis
1.      Ayam berasal dari ….
2.      Kucing dewasa lebih ...... daripada anak kucing.
3.      Tubuh anak ayam semakin lama maka akan semakin …..
4.      Telur menetas apabila …..
5.      Anak kucing berasal dari …..
-          Tes unjuk kerja : uji petik kerja proses
1)      Materi : mengurutkan pertumbuhan hewan
2)      Kriteria : ada gambar, tiap gambar ada tiga urutan
N = 5 x 3 = 15









LEMBAR PENILAIAN
No
Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Jumlah Skor
Nilai
1
2
3


















































Keterangan Aspek yang dinilai:                                              Skor Maksimal
1.      Ketepatan dalam mengerjakan tugas                                            50
2.      Tes unjuk kerja berkelompok                                                        15
3.      Keaktifan dalam pembelajaran                                                     35
Jumlah Skor Maksimal                                                                  100
Nilai = Skor Perolehan



Mengetahui                                       Banjarmasin, 25 April 2011
Dosen Pembimbing,                           Mahasiswa,


Dra. Raihanatul Jannah, M.Pd           Risyatul Azkia