img.emoticon { padding: 0; margin: 0; border: 0; }]]
Sharing dengan blog yuuuk ... Berbagi itu indah ... Berbagi itu membawa berkah ...

Selasa, 18 Januari 2011

Tanya Jawab Seputar Strategi Pembelajaran

1.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan :
a)     Belajar dan Pembelajaran
b)     Jelaskan masing-masing  tujuannya!
Jawab:
a)     Belajar adalah suatu proses di dalam kepribadian manusia yang menghasilkan perubahan dan  perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan kemampuan lainnya. Sedangkan pembelajaran merupakan proses komunikatif-interaktif antara sumber belajar, guru, dan siswa yaitu saling bertukar informasi yang memberikan pemahaman secara afektif, kognitif dan psikomotor.
b)     Tujuan dari belajar (menurut teori humanistik) adalah memanusiakan manusia. Proses ini dianggap berhasil jika objek memahami diri dan lingkungannya. Sedangkan tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

2.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan:
a)     Pendekatan pembelajaran
Startegi pembelajaran
Metode pembelajaran
b)     Berikan masing-masing contohnya!
Jawab:
a)     Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang seorang guru (pembimbing, pengajar) terhadap proses pembelajaran. Dalam hal ini terbagi menjadi dua, yaitu pendekatan pembelajaran berbasis pada guru (teacher centre) dan pendekatan pembelajaran berbasis pada murid (student centre).
Strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan.
b)     Contoh dari pendekatan pembelajaran:
Apabila yang dipilih adalah pendekatan pembelajaran berbasis pada guru (teacher centre), maka pendekatannya adalah dengan ceramah (ekspositori) karena dengan ceramah, semua kendali penuh berada (terfokus) pada guru. Sedang apabila ingin pendekatan pembelajaran yang berbasis pada murid (student centre), maka pendekatannya adalah dengan cara berfokus pada siswa itu sendiri, yakni inkuiri. Dimana siswa diikut sertakan dan memiliki peran penting dalam pembelajaran, sementara tugas guru mengarahkan saja.

Contoh dari strategi pembelajaran:
1)     Strategi Pembelajaran Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
2)     Strategi Pembelajaran Ekspositori adalah startegi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
3)     Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah adalah strategi pembelajaran yang bertumpu pada penyelesaian masalah.
4)     Straregi Pengembangan Kemampuan Berpikir adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada kemampuan berpikir siswa, meskipun agak sedikit sama dalam hal tujuan dengan strategi pembelajaran inkuiri namun dalam pola pembelajarannya guru memanfaatkan pengalaman siswa sebagai titik tolak berpikir, bukan teka-teki yang harus dicari jawabannya seperti inkuiri.
5)     Strategi Pembelajaran Kooperatif adalah strategi pembelajaran yang rangkaian kegiatan belajarnya dilakuakan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu.
6)     Strategi Pembelajaran Kontekstual adalah suatu strategi  pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
7)     Strategi Pembelajaran Afektif adalah strategi pembelajaran yang bersifat pendidikan bukan hanya pengajaran,  yakni tidak hanya kognitifnya saja yang dibahas akan tetapi dimensi lainnya juga, seperti sikap dan keterampilan.
Contoh dari metode pembelajaran:
1)     Metode ceramah adalah suatu penyajian bahan pelajaran dengan melalui penuturan (penjelasan lisan) oleh guru kepada siswa.
2)     Metode tanya jawab adalah suatu cara untuk menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya (pertanyaan dari siswa yang harus dijawab oleh guru) baik secara lisan maupun tertulis. Pertanyaan yang diajukan mengenai isi pelajaran yang sedang diajarkan guru atau pertanyaan yang lebih luas, asal berkaitan dengan pelajaran atau pengalaman.
3)     Metode diskusi adalah suatu penyajian bahan pelajaran dengan cara siswa membahas, dengan bertukar pendapat mengenai topic atau masalah tertentu untuk memperoleh suatu pengertian bersama yang lebih jelas dan teliti tentang topic/sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungka keputusan bersama.
4)     Metode observasi adalah metode atau cara-cara menganalisa dan mengadakan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat langsung serta mengamati individu atau kelompok secara langsung.
5)     Metode peragaan adalah cara penyajian materi pelajaran melalui peragaan atau melalui bantuan media.

3.      Jelaskan:
a)     Arti penting media pembelajaran!
b)     Contoh media pembelajaran sederhana jika diterapkan di SD/MI. Kaitkan dengan mata pelajaran di SD/MI!

Jawab:
a)     Media pembelajaran sangat penting dalam sebuah proses pembelajaran, karena media digunakan untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran secara maksimal. Media merupakan segala sesuatu yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan atau informasi, yang dapat merangsang pikiran, perasaan serta kemajuan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar. Media memiliki nilai-nilai tersendiri dalam proses belajar mengajar, yaitu: dengan adanya media dapat meletakkan dasar-dasar nyata untuk berpikir sehingga mengurangi terjadinya verbalisme, dengan adanya media dapat menarik minat serta rasa keingintahuan anak terhadap materi pembelajaran, dengan adanya media memberikan pengalaman nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri, membantu tumbuhnya pemikiran dan perkembangan kemampuan berbahasa, menumbuhkan keinginan yang teratur dan berkesinambungan, serta memberika pengalaman yang tak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisien dan pengalaman belajar lebih sempurna.
b)     Dalam pembelajaran agama yang berhubungan dengan pembahasan “shalat”,  kita bisa memakai media sederhana seperti gambar-gambar orang shalat (poster yang memperlihatkan gambar orang shalat dari takbiratul ihram sampai salam). Meskipun pada dasarnya anak belum mengerti sepenuhnya mengenai shalat, akan tetapi jauh lebih mudah untuk mengenalkan shalat (dari segi gerakan-gerakan) dalam bentuk gambar-gambar terlebih dahulu untuk kemudian dapat dipraktekkan secara bersama-sama secara bertahap.

4.      Jelaskan perbedaan antara Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE) dan Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI). Serta jelaskan keunggulan dan kelemahan masing!
Jawab:
Perbedaan antara SPE dengan SPI adalah dari segi pendekatan pembelajarannya. Pada SPE menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis guru (teacher centre), dimana dalam pembelajaran guru memiliki kendali penuh terhadap pembelajaran tersebut serta berperan sebagai fasilitator sedangkan pada SPI menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis murid (student centre), dimana dalam pembelajaran murid memiliki peran untuk menentukan keberhasilannya serta berperan aktif sedangkan guru hanya sebagai motivator.
Strategi Pembelajaran Ekspositori memiliki beberapa keunggulan, yakni dengan memakai SPE guru dapat mengetahui dan bisa mengontrol sejauh mana urutan dan keluasan materi pembelajaran sehingga mengetahui sejauh mana siswa mengetahui bahan pelajaran. SPE juga dapat diterapkan pada jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar. Sedangkan kelemahan dari SPE adalah hanya efektif terhadap siswa yang memiliki kemampuan menyimak yang baik, padahal diketahui tidak seluruh siswa dapat menyimak dengan baik. Kemudian dengan SPE guru kurang dapat mengetahui pemahaman siswa serta tidak dapat melayani perbedaan individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, bakat dan perbedaan gaya belajar.
Adapun keunggulan dari SPI adalah lebih memiliki makna karena pembelajaranya lebih menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang. Dengan strategi ini, guru mampu melayani siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata, serta dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya mereka. Sedangkan kelemahan dari SPI adalah sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa, sulit merencanakan karena terbentur dengan kebiasaan siswa belajar serta dalam hal pengimplementasiannya memerlukan waktu yang cukup panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.

5.      Pernyataan: “Strategi pembelajaran yang tepat digunakan di SD/MI hanyalah strategi pembelajaran inkuiri bukan ekspositori karena menggunakan ekspositori dapat menghambat perkembangan anak dan membuat pelajaran menjadi membosankan”. Bagaimana argumen anda dalam menanggapi pernyataan tersebut?
Jawab:
Saya kurang setuju dengan adanya pendapat tersebut, karena dalam pembelajaran di SD/MI tidak hanya inkuiri saja yang tepat akan tetapi ekspositori juga tepat. Hanya saja Ekspositor yang dikatakan membosankan adalah ekspositori yang hanya menjelaskan saja tanpa ada sesuatu yang fresh yang dimasukkan didalamnya, sehingga cenderung ada kebosanan. Menurut saya, jika ekspositori disampaikan lewat formulasi cerita-cerita terkait dengan pembelajaran maka tentu akan jauh berbeda dibanding hanya menjelaskan pembahasan saja karena pada dasarnya setiap anak suka dengan cerita. Dalam hal ini tentunya diperlukan kreatifitas seorang guru dalam memahami keinginan siswa dan juga dalam penyampaian materi kepada siswa agar tidak terkesan membosankan.


Minggu, 16 Januari 2011

Tari Pambatagan Tari Banjar


A.    Nama tarian
Tari Pambatangan

B.     Nama tempat atau keadaan lingkungan dimana tari tersebut ada
Tari Pambatangan merupakan sebuah tarian yang berasal dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Banjarmasin terkenal sebagai kota seribu sungai. Oleh karena itulah,  banyak sungainya  yang dapat dijadikan sebagai jalan (transport) dari suatu daerah ke daerah lainnya.  Misalnya dari Hulu Sungai ke Banjarmasin. Tari ini berhubungan dengan salah satu pekerjaan, yaitu pambatang.

C.     Klasifikasi tari
Tari Pambatangan berfungsi sebagai hiburan atau tontonan biasa. Dalam hal ini, tari pambatangan di tampilkan pada acara perpisahan siswa-siswi kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah.

D.    Arti, tema atau cerita tarinya
Untuk lebih memahami mengenai tema tari pambatangan, alangkah baiknya jika saya menuliskan terlebih dahulu lagunya. Lagu ini berjudul pembatangan yang diciptakan oleh NN.
Matan di hulu
Mambawa rakit bagandingan
Bahanyut matan di udik Barito
Awal hari baganti minggu
Siang dan malam
Waktu hari baganti hari
Istilah urang mancari rajaki
Kada talapas lawan gawi
Reff: Panas hujan kada manjadi papantangan
Kada hiran tatap dirasaakan
Mananjak batang sambil barami-ramian
Akhirnya sampai ka tujuan
Inilah nasib manjadi urang pambatangan
Lamun nasib sudah ditantuakan
Insya Allah ada harapan

Tari pambatangan merupakan tari yang diadaptasi melalui lagu pambatangan yang menceritakan tentang semangat seorang anak desa, yakni seorang anak desa yang bekerja, mencari uang untuk penghidupannya dengan membawa batang-batang pohon melalui sungai. Batang-batang pohon yang besar tersebut berasal dari udik Barito (Hulu Sungai, red. Barabai, Kandangan, dll) yang digulingkan ke sungai kemudian diikat menjadi satu (seperti lanting, tetapi batang pohon) sehingga diatasnya bisa ditumpangi oleh empunya kayu. Kemudian, untuk menjalankan batang-batang itu  anak desa tersebut menanjaknya (seperti mengayuh, hanya saja kayuhannya lebih mendalam sehingga mencapai dasar sungai). Batang-batang dibawa melalu sungai menuju Banjarmasin tanpa perduli hujan dan panas, siang dan malam, bahkan berhari-hari hingga berminggu-minggu. Semua itu tidak menjadi alasan untuknya malas bekerja, mereka berusaha untuk menikmatinya dan bersama-sama terus mananjak batang itu hingga akhirnya sampai ke tujuan (kota Banjarmasin). Meskipun susah payah mencari rezeki, namun anak desa tetap optimis karena nasib manusia sudah diaturkan olah Maha Pencipta sehingga masih ada harapan jika tetap mau berusaha. Biasanyan batang-batang kayu itu di jual di Banjarmasin, apabila di bawa ke pabrik kayu maka akan akan diolah menjadi pliot atau triplek, apabila di bawa ke wantilan atau penggergajian kayu maka akan diolah menjadi papan, kasau (pandalan atap rumah) dan ri’ing (untuk pandalan atap seng rumah) serta masih banyak lagi manfaat dari batang-batang kayu tersebut.

E.     Pencipta tari
Tari ini dicipta sendiri oleh Risyatul Azkia, dalam rangka penampilan tari pada acara perpisahan siswa-siswi kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah.



F.      Para penari atau pemusiknya
Para penarinya adalah siswa-siswi kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah, disertai dengan musik pambatangan.

G.    Gambaran interaksi atau komunikasi antar pendukung tari, pemusik, penonton, atau masyarakat secara luas
Dalam tarian ini belum diadakan interaksi antara penari dengan penonton, karena hanya sebatas tarian hiburan.

H.    Bentuk geraknya
Ketika musik dibunyikan penari laki-laki dan perempuan mulai memasuki panggung dari arah yang berlawanan, ketika syair di bait pertama dinyanyikan “matan dihulu”  posisi pertama dimulai dengan posisi duduk bersimpuh (seperti tasyahud awal), penari sejajar menghadap ke kanan panggung, gerakan pertama adalah semua penari mencondongkan badan ke depan dan kedua tangan diluruskan ke belakang, gerakan kedua adalah semua penari menarik badan ke belakang dan kedua tangan diangkat ke atas sampai sejajar dengan wajah sambil melakukan posisi ukel (tangan diputar dan dilentikkan ke atas). Gerakan ini terus dilakukan secara berulang-ulang hingga syair “awal hari baganti minggu”.
Ketika syair di bait kedua dinyanyikan “siang dan malam”, posisi penari berpindah dari yang tadi duduk menjadi berdiri menghadap penonton dengan formasi  satu baris kebelakang (ketika membentuk posisi ini, kedua tangan penari mengambil kedua kipas yang telah disematkan di belakang pinggang masing-masing). Gerakannya adalah penari yang paling depan  melangkahkan kakinya satu langkah ke kanan, badan dimiringkan kekiri sehingga bisa menengok penari di belakang,tangan kiri diangkat keatas sambil melakukan posisi ukel dengan kipas dan tangan kanan dibawah  sambil melakukan posisi ukel dengan kipas. Hal serupa juga dilakukan oleh penari yang berada dibelakang penari pertama secara berlawanan, gerakan ini dilakukan secara berpasang-pasangan dan terus menerus sesuai irama sampai syair “kada tapalas lawan gawi”.
Ketika Reff lagu, yakni pada syair “panas hujan kada manjadi papantangan” posisi diubah menjadi bentuk lingkaran kecil, diawali oleh penari pertama yang berjalan membentuk lingkaran dan diiringi oleh penari kedua dan penari-penari lainnya, mereka terus berjalan sesuai irama dengan posisi lingkaran kecil. Dan pada waktu ketika perpindahan formasi itu juga, kipas yang digunakan pada gerakan sebelumnya disematkan kembali ke belakang pinggang  setelah itu langsung melakukan gerakan kedua tangan angkat ke atas hingga tepat di atas kepala (seperti gerakan melindungi wajah dari terik matahari) kemudian diayunkan kebelakang sampai ke pinggang, gerakan ini terus diulang penari sampai syair “akhirnya sampai ka tujuan”.
Ketika syair “inilah nasib manjadi urang pambatangan” dinyanyikan, penari pertama mengubah posisi diikuti oleh penari yang lain menjadi satu berjajar menghadap penonton pada saat itu gerakan kedua tangan berada tepat didada penari sambil menangkupkan keduanya dan melakukan gerakan tangan maju mundur sesuai irama. Setelah berjajar rapi, gerakan badan dicondongkan ke kanan dan ke kiri secara bersamaan sampai syair terakhir“insya Allah ada harapan”. Setelah lagu selesai, penari pertama memberikan kode. Kode pertama untuk mengucapkan salam, kode kedua untuk berbalik badan secara serentak ke arah kanan panggung, dan kode ketiga untuk meninggalkan panggung secara tertib.

I.       Bentuk gerak tari pambatangan
Penjelasan mengenai gerakan inti:
1.)    Ketika syair di bait pertama dinyanyikan “matan dihulu”  posisi pertama dimulai dengan posisi duduk bersimpuh (seperti tasyahud awal), penari sejajar menghadap ke kanan panggung, gerakan pertama adalah gerakan tangan yang dikombinasikan dengan gerakan badan, yakni semua penari mencondongkan badan ke depan dan kedua tangan diluruskan ke belakang, gerakan kedua adalah semua penari menarik badan ke belakang dan kedua tangan diangkat ke atas sampai sejajar dengan wajah sambil melakukan posisi ukel (tangan diputar dan dilentikkan ke atas). Gerakan ini terus dilakukan secara berulang-ulang hingga syair “awal hari baganti minggu”.
2.)    Ketika syair “siang dan malam”, gerakan selanjutnya  adalah penari yang paling depan  melangkahkan kakinya satu langkah ke kanan, badan dimiringkan kekiri sehingga bisa menengok penari di belakang,tangan kiri diangkat keatas sambil melakukan posisi ukel dengan kipas dan tangan kanan dibawah  sambil melakukan posisi ukel dengan kipas. Gerakan ini berfokus pada gerakan kombinasi antara keserasian gerakan kaki, tangan, dan badan. Sampai syair “kada talapas lawan gawi”.
3.)    Ketika reff, yakni syair “panas hujan kada manjadi papantangan”, gerakan selanjutnya adalah kedua tangan angkat ke atas hingga tepat di atas kepala (seperti gerakan melindungi wajah dari terik matahari) kemudian diayunkan kebelakang sampai ke pinggang, gerakan ini terus diulang penari sampai syair “akhirnya sampai ka tujuan”. Pada gerakan ini berfokus pada keserasian kaki (berjalan) dan gerakan tangn terhadap irama.
4.)    Ketika syair “inilah nasib manjadi urang pambatangan” dinyanyikan, penari pertama mengubah posisi diikuti oleh penari yang lain menjadi satu berjajar menghadap penonton pada saat itu gerakan kedua tangan berada tepat didada penari sambil menangkupkan keduanya dan melakukan gerakan tangan maju mundur sesuai irama. Gerakan ini termasuk mudah, karena hanya berfokus di tangan (maju-mundur tangan).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tarian pambatangan:
1.)    Pada gerakan kedua, yang mengambil dan mengembalikan kipas ke bagian belakang pinggang harus lebih diperhatikan, gerakan ini termasuk gerak yang sedikit sulit karena membutuhkan ketepatan,  kecepatan dan keserasian.
2.)    Pada saat mengganti formasi, gerakan kaki harus lebih diperhatikan agar tampak keserasian gerakan dan tak lupa pula gerakan tangan juga tetap diperhatikan. Hal ini bisa terbilang cukup sulit, karena mengkombinasikan 2-3 gerakan sekaligus sehingga membutuhkan keuletan penari untuk terus berlatih sampai menemukan keserasian gerakan dan irama lagunya.
3.)    Karena formasi yang berganti-ganti, maka keadaan panggung harus disesuaikan dengan tarian (keleluasaan dalam menari).

J.       Rias dan busananya
Untuk penampilan ini, riasan wajah penari laki-laki dan penari perempuan sama. Yang membedakan hanya di tampilan busana. Untuk penari laki-laki, memakai celana putih panjang dan kaos putih tangan pendek, dibagian pinggang dililitkan sarung dari pinggang sampai lutut(seperti pakaian adat banjar) tanpa alas kaki, bagian kepala dililitkan kain segitiga (sehingga membentuk seperti penutup kepala pada pakaian adat banjar). Untuk penari perempuan, memakai rok yang terbuat dari kain sarung perempuan (rok “canda”, yang melebar kebawah), baju putih lengan panjang, tanpa alas kaki, bagian kepala juga ditutup sarung warna senada dengan rok (seperti perempuan desa yang mau ke sawah).

K.    Properti yang digunakan
Pada tarian ini menggunakan kipas sebagai propertinya. Setiap penari menggunakan dua kipas dalam tari pambatangan ini.

Rabu, 12 Januari 2011

SEKILAS TENTANG PUISI


A.    Pengertian Puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi pemilihan kata), majas, rima, dan irama yang terkandung dalam satsra itu. Adapun kekayaan makna yang terkandung dalam puisi dikarenakan oleh pamadatan segala unsur bahasa. Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan yang digunakan sehari-hari. Puisi menggunakan bahasa yang ringkas, namun maknanya sangat kaya.
Adapun ciri-ciri  puisi adalah sebagai berikut:
·         Dalam puisi terdapat pemadatan segala unsur kekuatan bahasa.
·        Dalam penyusunannya unsur-unsur bahasa itu dirapikan, diperbagus, dan diatur sebaik-baiknya dengan memperhatikan irama dan bunyi.
·         Puisi berisikan ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang berdasarkan pengalaman dan bersifat imajinatif.
·         Puisi dibentuk oleh struktur fisik (tifografi, diksi, majas, rima, dan irama)[1]

B.     Bermain dengan kata-kata
Siswa bermain dengan kata, mereka tertawa dengan bahasa, menciptakan gambaran kata, mengadakan percobaan dengan sajak, dan menemukan kata-kata yang baru. Ini jenis aktifitas yang melatarbelakangi pengalaman anak yang ingin membaca dan menulis puisi. Meskipun aktifitas ini bukan puisi, anak-anak bisa tumbuh menjadi percaya diri dan leluasa (fleksibel) dalam menggunakan kata untuk menulis puisi.
1.      Tertawa dengan bahasa
Anak-anak mempelajari kata itu mempunyai kekuatan untuk menghibur, mereka menikmati membaca cerita, menulis teka-teki dan TTS. Pada mulanya anak bermain kata dengan membuat-buat pertanyaan yang jawabannya masih terkait dengan pertanyaan. Akan tetapi, dengan expenence bisa kedua-duanya menyediakan pertanyaan dan member jawaban yang terkait dan jawaban mereka mungkin salah satu yang bukan atau deskriptif. Contoh: mengapa gajah tidak bisa masuk ke dalam kulkas? Karena gajah terlalu besar untuk kulkas itu.
Ada banyak teka-teki siswa kelas dasar yang nampaknya bodoh menurut standar orang dewasa, tetapi “wordplay” adalah suatu pendahuluan, tanda penting untuk menciptakan teka-teki atau tebakan.

2.      Membuat kata bergambar
Pada dasarnya anak tingkat dasar  belajar untuk mengisi teka-teki silang, biasanya merek belajar untuk menempatkan garis horizontal dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah membentuk sebuah garis lurus dari kata-kata cetak. Meskipun begitu, mereka biasa mencontoh dan membuat kata bergambar dengan menjadikan kata sebagai bentuk gambar yang ingin mereka gambar. Dalam tahap membuat kata bergambar ini ada tiga tahap, yaitu:
a)      Kata bergambar (word picture), dalam tahap ini seorang siswa hanya menggunakan kata sementara untuk menggambar atau membentuk sesuatu yang diinginkannya.
Contoh: Kata-kata “kelinci” dibentuk sedemikian rupa hingga membentuk gambar kelinci.
b)      Penggambaran kata (descriptive words), dalam tahap ini siswa belajar membuat gambar kata yang mengilustrasikan (memiliki) arti. Jadi, gambar yang dibuat tidak hanya sebuah kata, akan tetapi langsung kelihatan arti (makna) dari gambar tersebut.
Contoh: untuk kata “burung”, tidak hanya ditulis b-u-r-u-n-g, akan tetapi jauh lebih mendalam (disertai kreasi gambar burung) pada kata tersebut.
c)      Kalimat bergambar (sentences picture), dalam tahap ini siswa lebih kreatif lagi yakni membuat gambar dengan menggunakan ungkapan atau kalimat (sebuah deskripsi yang menjelaskan gambar tersebut). Jadi beberapa kalimat disusun sedemikian rupa hingga membentuk gambar (objek) yang diinginkan dan tidak lupa juga meletakkan “bintang” sebagai tanda untukmulai membaca kalimat bergambar.
Contoh: Beberapa kalimat atau ungkapan tentang kambing. Siswa mulai mengkombinasikan kalimat kedalam bentuk kambing. Dan untuk kalimat pertama diletakkan bintang agar mudah untuk memulai membaca.

3.      Bereksperimen dengan rima
Pada anak-anak, biasanya rima itu tercipta secara spontan dan natural. Ketika rima ada secara natural, rima dapat menambah kesenangan anak dalam menulis puisi, akan tetapi jika itu disamakan dengan puisi maka itu akan menjadi bagian pendahuluan dari puisi tersebut.
Contoh:
? = Apa yang disebut dengan astronot?
+ = Laki-laki langit

4.      Alat-alat puisi
Ada beberapa alat (teknik) dalam membuat puisi:
a)      Perbandingan (comparison)
Majas perbandingan adalah kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca. Untuk dapat membandingkan, siswa bisa menggunakan 2 jenis, yaitu:
·         Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan pengubung, seperti layaknya, bagaikan dan lainnya.
Contoh:
-          Persaudaraan mereka bagaikan kucing dan anjing.
-          Ibarat bunga di atas gunung.
-          Bisul itu bagaikan gunung ingin meletus
·         Kiasan adalah kata-kata yang berbunga-bunga, bukan dalam arti kata yang sebenarnya, kata kiasan dipakai untuk memberi rasa keindahan dan penekanan pada pentingnya hal yang disampaikan. Contoh:
-          Cita-citanya setinggi langit.
-          Wajahnya bagaikan rembulan.

b)      Aliterasi adalah pengulangan bunyi konsonan dalam baris-baris karya. Perlu ditegaskan bahwa aliterasi bukannya pengulangan huruf konsonan, tapi bunyi konsonan. Kedudukan konsonan itu boleh jadi diawal kata (contoh: segala sudah sedia) atau pada suku kata yang ditekankan (contoh: duka menjalar ke jantung).

c)      Onomatopoei
Onomatopoei digunakan untuk menggambarkan kata-kata yang terlihat seperti suara mereka menggambarkan (bentuk kata yang menirukan sesuatu bunyi).
Contoh:
-          Suara kucing = “meong”
-          Suara anjng = “guk guk”
-          Bunyi bel rumah = “ting tong”
Contoh: (terjemah dari puisi “elephant noses”)
Hidung Gajah
Hidung gajah hidung gajah
Gajah memiliki hidung yang besar
Hidung besar hidung besar
Gajah memiliki hidung yang besar
Ketika mereka minum
SCHLUUURRRP

d)     Pengulangan (Repeatition)
Pengulangan ungkapan dan kata-kata adalah suatu teknik lain yang menggunakan ke struktur penulisan untuk menambah kenikmatan dan perhatian.
Contoh:
-          Roti manisan jahe yang enak yang dibuat oleh seorang anak laki-laki yang handal

C.     Pembacaan Puisi
1.      Jenis-jenis puisi
a.       Roman adalah sajak yang berisi curahan perasaan cinta.
b.      Elegi adalah sajak yang berisi curahan perasaan sedih atau ratapan.
c.       Ode adalah sajak yang berisi sanjungan kepada orang yang dianggap berjasa dalam masyarakat (pahlawan).
d.      Himne adalah sajak yang berisi pujian-pujian kepada Allah Swt., tanah air, seseorang atau sesuatu yang dimuliakan.
e.       Epigram, slogan, semboyan, atau sajak yang berisi semboyan ajaran hidup. Tujuannya menanamkan semangat perjuangan hidup, baik untuk diri sendiri ataupun bagi yang lain.
f.       Satire adalah sajak yang berisi sindiran, kritik, atau kecaman, misalnya ditujukan untuk menyindir kepincangan social dan kebobrokan moral.
g.      Balada adalah sajak yang berisi cerita atau kisah.[2]



2.      Puisi-puisi favorit
Anak-anak biasanya memiliki batasan dalam menentukan puisi terbaik yang mereka suka. Mereka lebih menyukai puisi narasi dan bersifat lucu, bukan puisi perumpaan dan berisi kiasan. Bagian terpenting dari puisi tersebut adalah rima, ritme, dan suara. Untuk anak tingkat dasar lebih menyukai puisi tradisional, dan untuk anak tingkat menengah (SMP) lebih ke puisi modern, sedangkan anak tingkat atas (SMA) lebih memilih puisi yang berima.

3.      Mengajarkan siswa membaca puisi
Fokus dalam pembelajaran siswa untuk membaca puisi adalah kenikmatan. Siswa perlu mempunyai banyak pengalaman untuk membaca dan mendengarkan puisi yang dibaca dengan suara keras, mereka perlu mempelajari beberapa pendekatan untuk berbagi syair atau puisi. Guru juga harus membagi puisi dengan siswa, terutama puisi yang mereka suka. Siswa tidak diharapkan untuk meneliti puisi, sebagai gantinya mereka membaca puisi mereka, membagi puisi favorit mereka dengan teman sekelas. Siswa menggunakan proses pembacaan sebagaimana mereka membaca dan bereaksi terhadap puisi.
Unsur-unsur yang dapat meningkatkan pembacaan puisi adalah:
·         Tempo Hoa, pelan-pelan untuk membaca baris.
·         Rhythm-Which, kata-kata untuk menekankan atau kata-kata yang paling nyaring.
·         Pitch-When, untuk menaikkan atau untuk menurunkan suara itu.
·         Juncture-When, berapa dan untuk berhenti sebentar.
Latihan membaca puisi pada mulanya dicontohkan oleh guru, kemudian siswa-siswa mengulangi. Selain itu, ada beberapa pengaturan terkait dengan pengajaran membaca puisi, yaitu:
·         Gema yang membaca, yakni pemimpin membaca masing-masing garis dan kelompok itu mengulangi.
·         Paduan suara dan pemimpin yang membaca, yakni pemimpin membaca bagian utama (menyangkut) syair/puisi, dan kelompok membaca paduan suara atau refren (dalam) persesuaian.
·         Kelompok kecil yang membaca, yakni kelas membagi dalam dua atau lebih kelompok, dan masing-masing kelompok membaca puisi.
·         Pembacaan kumulatif, yakni satu siswa atau satu kelompok membaca bait pertama, dan siswa kelompok lain ikut serta ketika masing-masing bait atau garis adalah readiso yang suatu efek kumulatif diciptakan.

4.      Menilai gambaran puisi siswa
Ada beberapa cara guru dalam menilai puisi/persajakan, diantaranya:
a.)    Mengamati siswa ketika membaca puisi.
b.)    Melakukan tanya jawab dengan siswa seputar puisi favorit untuk menilai kesenangannya dalam puisi.
c.)    Mencatat perhatian siswa terhadap penyair yang menggunakan “wordplay”.

D.    Menulis Puisi
1.      Bentuk-bentuk puisi
a.)    Puisi terbuka adalah bentuk puisi bebas yang tidak terkait dengan elemen-elemen puisi, seperti rima, panjang baris, dan bentuk-bentuk meter yang ada secara teratur dan konsisten.
b.)    Puisi tertutup adalah bentuk puisi yang “patuh” pada struktur dan pola puisi yang sudah ada.
c.)    Stanza adalah unit dari sebuah puisi yang kadang diulang pada bentuk puisi yang sama diseluruh tubuh puisi, juga merupakan unit dari baris puitika (“paragraph syair”).
d.)   Syair kosong adalah syair yang tidak mempunyai rima atau anak rima.
e.)    Syair bebas adalah baris yang tidak mempunyai pola atau struktur tertentu.
f.)     Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara.
contoh:
Jalan jalan ke tepi pantai
Tak sengaja bertemu ular
Kalau kita ingin pandai
Maka rajin-rajinlah belajar
g.)    Syair  adalah ungkapan yang berisi petuah yang berkaitan dengan ketuhanan.
Contoh:
Negeri bernama negeri Bestari
Raja adil serta berbudi
Mempunyai kuasa berkat Illahi
Raja disembah petang dan pagi
h.)    Karmina merupakan pengembangan dari pantun. Karmina merupakan pantun pendek (2 baris)
Contoh:
Burung Irian burung cendrawasih
Cukup sekian dan terimakasih
i.)      Talibun merupakan pengembangan dari pantun. Berbeda halnya dengan karmina, talibun adalah bentuk pantun versi panjang (6 baris).
Contoh:
Kalau pandai berkain panjang
Serupa dengan kain sarung
Lebih dari kain pelikat
Kalau pandai berinduk semang
Serupa dengan ibu kandung
Siang malam dijadikan tongkat
j.)      Gurindam  adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua bait, tiap bait terdiri dari 2 baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
Contoh:
Kalau kita mau pacaran
Harus siap jadi korban
2.      Puisi bentuk bebas
Puisi bentuk bebas adalah  puisi yang barisnya tidak mempunyai pola atau struktur tertentu.
Contoh:
IBUMU LAUT
Karya Adin
Ibumu laut
yang melepas kapal-kapal tanpa bertanya mengapa
dan menitipkan doanya pada gemuruh ombak
supaya angin menjadi penunjuk
agar karang-karang tak tertabrak
ibumu laut
seberapa jauh kau berlayar
akan kembali pada pantainya juga

3.      Model-model puisi
Adapun model pembelajaran puisi yaitu:
a.)    Paraphrase puisi
b.)    Melagukan puisi
c.)    Membaca puisi

4.      Mengajarkan siswa menulis puisi
Hal yang penting dalam pengajaran menulis puisi adalah guru membantu siswa mengembangkan konsep puisi sebelum menulis puisi. Adapun langkah-langkah dalam pengajaran menulis puisi adalah:
a.)    Menjelaskan bentuk puisi, menggambarkan  bentuk puisi pada siswa dan menjelaskan apa yang  termasuk dalam setiap baris atau bait kemudian menampilkan table yang menggambarkan bentuk  atau siswa menulis diskripsi bentuk puisi dalam catatan puisi mereka.
b.)    Membagi puisi sederhana, membaca puisi dengan keras yang ditulis oleh anak-anak dan dewasa yang melekat pada bentuk, kemudian membagi puisi sederhana. Setelah membaca dan merespon setiap puisi, siswa menekankan bagaimana penyair dari tiap puisi menggunakan bentuk.
c.)    Menulis puisi kolaborasi kelas. Siswa menulis puisi kolaborasi kelas  atau puisi dalam kelompok kecil, sebelum menulis puisi secara individual. Masing-masing siswa memberikan kontribusi pada setiap baris untuk kolaborasi kelas. Siswa juga membutuhkan informasi tentang bagaimana menggubah puisi pada sebuah halaman, bagaimana membagi huruf besar dan tanda baca dan mengapa hal itu diperlukan untuk tidak menulis dan menghapus beberapa kata.
d.)   Puisi individual menggunakan proses penulisan. Siswa menggunakan proses penulisan untuk menulis puisi. Mereka menulis susunan raugh, yang bertemu dalam kelompok. Menulis untuk menerima feedback. Maka revisi-revisi tersebut didasarkan pada feedback ini, kemudian mengedit puisi mereka dengan teman sekelas atau guru, kemudian siswa membagi puisinya.

5.      Menilai karangan puisi
Tatkala guru membaca, merespon, dan menilai puisi yang ditulis siswa, guru perlu mengenali inti dari janji dalam puisi tersebut dan membangun nilai tersebut, sebagai gantinya mencatat ketiadaan anak-anak dari konvensi orang dewasa. Menurut Donald Graves (1992), guru-guru harus fokus pada posisi dan kekaguman pada tulisan siswa dan kemampuan unik siswa untuk membuat yang umum tampak menjadi tidak umum. Guru juga dapat mencatat detail khusus, imajinasi kuat, permainan kat, perbandingan onopatopoeia, aliterasi dan pengulangan kata-kata dan baris yang siswa sepakati dalam puisi mereka.



[1] Drs. E. Kosasih, M.Pd. Ketatabahasaan dan Kesusastraan (Bandung: Yrama Widya, 2004) h. 235
[2] Drs. Supratman Abdul Rani dan Dra. Yani Maryani. Intisari Sastra Indonesia ( Bandung: Pustaka Setia, 2004) h. 82